pertama kali baca puisi ini, spechless. merasa kagum membaca tiap kata di tiap baitnya yg punya arti sangat dalem. bikin yg baca terenyuh.
kedua kali baca, masih terkagum-kagum. kagum sama ketulusan mereka dalam menjalani kehidupan bersama-sama.
ketiga kali baca, tetep ga luntur kekaguman saya. nampak jelas betapa mereka saling membutuhkan satu sama lain dan mereka selalu berusaha melengkapi pasangannya.
keempat kali baca, kelima kali baca, keenam kali baca, akhirnya saya mutusin buat ngepost puisinya di blog saya. biar saya ga usah repot-repot kalo mau baca puisi itu lagi. hehe :DD
puisi cinta pak BJ Habibie untuk ibu Ainun
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri
seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong,
hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir,
pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh,
tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan,
sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku..
BJ.HABIBIE
*shinta*
Jumat, 25 Juni 2010
Tahukah kamu ?
- sapi bisa naik tangga tetapi tidak bisa turun lagi
- merebus telur burung unta sampai matang membutuhkan waktu sekitar 4 jam
- menggunakan headphones dalam waktu lama dapat menambah masuknya bakteri ke dalam telinga
- orang mesir kuno menggunakan bantal batu untuk tidur
- gigi kuda terus tumbuh memanjang setiap saat seumur hidupnya
- kalajengking bisa bertahan hidup lebih dari setahun tanpa makan
- paru-paru kanan bisa menampung udara lebih banyak
- pendengaran perempuan lebih peka daripada laki-laki
- siput punya 4 tentakel yang berfungsi sebagai indra
- manusia tidak bisa mencium bau saat sedang tidur
- rambut kita tumbuh lebih cepat di pagi hari
- manusia bisa bertahan hidup lebih dari 7 hari tanpa makan, namun tak bisa bertahan lebih dari 5 hari tanpa minum
- anjing berkeringat lewat kakinya
- kaki manusia punya sekitar 250.000 pori-pori
- seekor sapi butuh 18 Liter air untuk memproduksi 4,5 Liter susu
- Venesia punya 110 pulau yang semuanya dihubungkan dengan jembatan
- ginjal menyaring lebih dari 1.800 Liter darah per hari
- kuku jari tengah paling cepat tumbuh
- lidah jerapah panjangnya bisa mencapai 50 cm
- bunga mawar yang dipetik sore hari lebih tahan segarnya daripada yang dipetik pagi hari
- rusa bisa menggerakan telinganya ke arah manapun tanpa memutar kepalanya
- hampir setiap detik ada bayi lahir diberbagai tempat di seluruh dunia
- selama kurang lebih 186 hari matahari tidak muncul di langit kutub utara
- dasi putih digunakan pria di Jepang saat berkunjung ke pesta perkawinan
- setiap menit di seluruh dunia paling tidak terjadi dua gempa bumi
- di Nebraska, Amerika Serikat dilarang bersin dan sendawa dalam gereja
- bulu ayam akan rontok ketika ketakutan
- orang yang takut pada sayuran namanya lachanophobia
- koala tidur selama 22 jam setiap harinya
- astronot tidak bisa bersendawa saat berada di luar angkasa
- karena suhunya sangat dingin, di Antartika, Iceland dan Greenland tidak pernah ada semut
- susu bisa menghilangkan rasa pedas di mulut kita karena mengandung protein yang disebut casein
- ular mencium dengan lidahnya
- di Arab Saudi tidak ada sungai
- dari tahun 1939 sampai 1942 ada kantor pos di dalam laut di Bahama
- diameter bulan 3.476 Km
- sapi berkeringat lewat hidungnya
- lidah manusia yang bebas bakteri berwarna merah muda
- bayi unta tidak punya punuk
- tiram bisa berubah jenis kelamin
- di dalam Buckingham Palace, Inggris, terdapat lebih dari 600 ruangan
- bintang laut tidak punya otak
- bawang merah itu hanya punya bau menyengat tapi tidak punya rasa
- darah lobster warnanya biru
- orang Mesir kuno suka memakaikan perhiasan pada buaya peliharaannya
- sepulang dari antariksa tinggi badan astronot akan bertambah
- ada bayi yang sudah punya gigi saat dilahirkan
- rusa hanya perlu waktu 5 menit untuk tidur setiap harinya
- ada jenis cacing yang suka memakan dirinya sendiri kalau kelaparan
- semua makanan yang dijual di sebuah restoran di Stockholm, Swedia, terbuat dari bawang putih, termasuk cheesecake yang dijual disana
- di Albania menganggukan kepala artinya "tidak" dan menggelengkan kepala berarti "iya"
- rambut kita tumbuh sampai 12,5 cm setiap tahunnya
- sebelum ada sedotan orang menggunakan jerami untuk menyedot minuman
- kupu-kupu tidak punya gigi
- gajah tidur hanya 2 jam sehari
- kuda bisa buang air besar sampai 14 kali dalam sehari
- di Kanada ada larangan membuka plester luka di tempat umum
- kalkun bisa lari dengan kecepatan 40 Km/jam
*shinta*
Kamis, 24 Juni 2010
mari berbagi ilmu
berhubung shinta anak jurusan pendidikan kimia, mari berbagi ilmu dibidang kimia. buat yg SMA-nya jurusan ipa pasti belajar kimia, masih inget ga sama materi sifat koligatif larutan ??
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah zat terlarut relatif terhadap larutan dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Mesti diinget juga, jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasinya sama. Hal ini karena larutan eletrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ionnya. Sehingga jumlah zat terlarut larutan elektrolit menjadi berkali lipat. Jadi sifat koligatif larutan dibedakan menjadi:
Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penurunan takanan uap larutan.
- Sifat koligatif larutan non elektrolit
- Sifat koligatif larutan elektrolit
i = 1 + (n-1)α
Menurut Roult :
P = Po . XB
keterangan:
P : tekanan uap larutan
Po : tekanan uap pelarut murni
XB : fraksi mol terlarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = Po . XA
keterangan:
ΔP : penurunan tekanan uap pelarut
Po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol pelarut
Apabila suatu zat cair (sebenarnya juga berlaku untuk zat padat) dimasukkan kedalam suatu ruangan tertutup maka zat itu akan menguap sampai ruangan itu jenuh. Pada keadaan jenuh itu proses penguapan terus berlangsung, tetapi pada saat yang bersamaan terjadi proses pengembunan dengan laju yang sama. Dengan kata lain, terdapat kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh disebut tekanan uap jenuh. Pada umumnya literatur menggunakan istilah tekanan uap saja untuk menyatakan tekanan uap jenuh.
Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif besar, berarti sukar menguap, mempunyai tekanan uap yang relatif kecil. Sebaliknya, zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel lemah, berarti mudah menguap, mempunyai tekanan uap yang relatif besar (volatile). Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan, sebab kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan permukaan cairan memasuki fase gas akibatnya tekanan uap semakin besar.
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uapnya pada suhu tertentu. Penambah suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap kedalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. Jadi penurunan tekanan uap adalah penurunan tekanan uap jenuh dari pelarut murni ke tekanan uap jenuh larutannya.
Tekanan uap dapat diukur menggunakan manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfer). Versi maometer kolom cairan sederhana adalah bentuk pipa (gambar 1.) ang diisi cairan setengahnya(biasanya berisi minyak, air atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfer) diterapkan pada tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif besar, berarti sukar menguap, mempunyai tekanan uap yang relatif kecil. Sebaliknya, zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel lemah, berarti mudah menguap, mempunyai tekanan uap yang relatif besar (volatile). Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan, sebab kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan permukaan cairan memasuki fase gas akibatnya tekanan uap semakin besar.
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uapnya pada suhu tertentu. Penambah suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap kedalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. Jadi penurunan tekanan uap adalah penurunan tekanan uap jenuh dari pelarut murni ke tekanan uap jenuh larutannya.
Tekanan uap dapat diukur menggunakan manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfer). Versi maometer kolom cairan sederhana adalah bentuk pipa (gambar 1.) ang diisi cairan setengahnya(biasanya berisi minyak, air atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfer) diterapkan pada tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Gambar 1. Ilustrasi skema manometer kolom cairan
Prinsip kerja monometer adalah sebagai berikut :
- gambar a, merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi cairan setengahnya, dengan kedua ujung terbuka berisi cairan sama tinggi.
- gambar b, bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada ketinggian "h" merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan adanya tekanan.
- gambar c, bila keadaan vakum diterapkan pada sati sisi kaki tabung, cairan akan meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan turun pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian "h" merupakan hasil penjumlahan pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum.
Selama proses pembelajaran, kalau disekolah, guru pasti ngasih konsep dari materi yang lagi diterangin. kalau belajar sendiri, kita pasti baca konsep dari materi yang kita baca. Nah, ternyata selama proses itu sangat memungkinkan sekali untuk terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi itu adalah kesalahan-kesalahan dalam pemahaman konsep.
Setelah saya mengikuti mata kuliah KIMIA FISIKA 3, saya mendapatkan kesimpulan bahwa "ternyata bukan hanya siswa yang bisa mengalami miskonsepsi, tetapi mahasiswa juga masih banyak yang mengalami miskonsepsi". Disini saya mau share miskonsepsi yang mungkin dialami dalam memahami materi sifat koligatif larutan, lebih spesifiknya pada penurunan tekanan uap larutan.
Setelah saya mengikuti mata kuliah KIMIA FISIKA 3, saya mendapatkan kesimpulan bahwa "ternyata bukan hanya siswa yang bisa mengalami miskonsepsi, tetapi mahasiswa juga masih banyak yang mengalami miskonsepsi". Disini saya mau share miskonsepsi yang mungkin dialami dalam memahami materi sifat koligatif larutan, lebih spesifiknya pada penurunan tekanan uap larutan.
- Pada sifat koligati penurunan tekanan uap jenuh larutan, mengapa harus tekanan uap jenuh ? Bisa tidak kalau hanya tekanan uap saja ? Pada bagian ini terjadi misskonsepsi, bahwa pada sifat koligatif penurunan tekanan uap itu tidak harus pada saat uapnya sudah jenuh jadi cukup dengan penurunan tekanan uap. Sebagai contoh, air, telah diketahui bahwa air memiliki titik didih 100oC. Ketika mendidih, air akan mengalami perubahan fasa dari cair menjadi uapnya. Tekanan uap jenuh air pada suhu 100oC adalah sebesar 760 mmHg. Namun ketika proses pengukuran tekanan uap, angka yang ditunjukkan oleh alat ukur tidak langsung diam pada skala 760 mmHg, tetapi bergerak dari 0 sampai menunjukkan angka 760 mmHg dan pada akhirnya diam diangka tersebut. Angka konstan yang ditunjukkan oleh alat ukur tersebut adalah besarnya tekanan uap jenuh air pada suhu 100oC. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu 100oC air memiliki nilai tekanan uap yang bervariasi sampai pada akhirnya nilai tersebut spesifik pada keadaan jenuhnya. Hal ini juga berlaku untuk pengukuran tekanan uap jenuh air pada suhu berapapun. Sebab tekanan uap jenuh air spesifik pada suhu tertentu. Begitu juga pada larutan, tekanan uap jenuh suatu larutan spesifik pada suhu tertentu. Maka digunakan tekanan uap jenuh larutan karena memiliki nilai yang spesifik.
- Pada saat kapan tekanan uap larutan dikatakan tekanan uap jenuh larutan ? Dalam menjawab pertanyaan ini terkadang muncul pernytaan, tekanan uap jenuh larutan diperoleh ketika semua pelarut sudah menguap dan sudah tidak ada lagi pelarut yang bisa menguap sehingga tekanan uap yang diperoleh merupakan tekanan uap jenuh larutan, pernyataan berikut tentu tidak tepat, hal ini menyebabkan misskonsepsi. Tekanan uap jenuh larutan diperoleh ketika tercapainya kesetimbangan antara fasa cair pelarut dan fasa uap pelarut. Artinya pada keadaan jenuh, proses penguapan tetap berlangsung tetapi pada saat yang bersamaan terjadi proses pengembunan (perubahan fasa dari gas menjadi cair) dengan laju yang sama, sehingga secara makroskopis sudah tidak terjadi perubahan.
- Pada beberapa buku teks, terutama buku teks untuk siswa SMA, terdapat gambar atau ilustrasi yang menggambarkan tekanan uap dari suatu larutan itu lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni, sebagai contoh Gambar 2. Gambar di atas merupakan gambar yang kurang baik dalam menjelaskan atau mendeskripsikan tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Untuk menggambarkan bahwa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni dilihat dari jumlah partikel yang ada difasa uapnya sebenarnya sudah benar, bahwa jumlah partikel pelarut difasa uap pada larutan lebih sedikit daripada jumlah partikel pelarut difasa uap pada pelarut murni. Namun letak kesalahan pada gambar di atas adalah gambar tersebut merupakan gambaran secara mikroskopis maka tidak mungkin di dalam wadah terlihat gambaran partikel-partikel pelarut dan zat terlarut, kemudian tanda panah yang terdapat digambar menggambarkan proses penguapan, tetapi ada yang kurang, seperti yang kita ketahui bahwa pada saat proses penguapan terjadi, terjadi proses pengembunan pada waktu yang sama sampai pada akhirnya laju proses penguapan dan pengembunan sama. Pada gambar di atas tidak digambarkan proses pengembunan, bisa dilihat dari gambar panahnya yang hanya ada gambar panah ke atas yang menggambarkan proses penguapan dan tidak ada gambar panah ke bawah yang menggambarkan proses pengembunan.
- Pada penambahan zat terlarut ke dalam suatu pelarut akan menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Namun pada hal ini harus zat terlarut yang tidak mudah menguap atau nonvolatile. Pada bagian ini seringkali terjadi misskonsepsi. Banyak anggapan bahwa zat terlarut yang dilarutkan ke dalam pelarut tidak harus nonvolatile tetapi bisa juga zat terlarut yang volatile. Pada penambahan zat terlarut yang volatile ke dalam pelarut tertentu, pada fasa uap akan terdapat zat terlarut dan pelarut, hal ini akan menyebabkan penurunan tekanan uap jenuhnya berbeda untuk zat terlarut volatile yang beda pada konsentrasi yang sama. Sedangkan pada penambahan zat terlarut yang nonvolatile ke dalam pelarut tertentu, penurunan tekanan uap jenuhnya akan sama untuk zat terlarut nonvolatile yang berbeda pada konsentrasi yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada penambahan zat terlarut yang volatile ke dalam suatu pelarut tertentu bukan merupakan sifat koligatif. Jadi zat terlarut yang ditambahakan ke dalam pelarut tertentu dalam penurunan tekanan uap jenuh larutan harus zat terlarut yang nonvolatile. Selain itu, besarnya penurunan tekanan uap akan bernilai sama ketika sejumlah zat terlarut nonvolatile yang berbeda dilarutkan ke dalam pelarut tertentu dengan jumlah tertentu pada konsentrasi zat terlarut yang sama. Apabila pelarut yang digunakan berbeda maka penurunan tekanan uapnya pun berbeda. Begitu juga dengan jumlah pelarutnya, apabila jumlah pelarut yang digunakan berbeda maka penurunan tekanan uapnya pun berbeda. Sebagai contoh, pada penambahan 1 molal gula kedalam 100 mL air, penurunan tekanan uapnya akan sama dengan penurunan tekanan uap 100 mL air yang telah dilarutkan sejumlah 1 molal urea ke dalamnya. Namun penambahan 1 molal gula kedalam 100 mL air, penurunan tekanan uapnya akan berbeda dengan penurunan tekanan uap ketika 1 molal urea dilarutkan ke dalam 100 mL pelarut etanol. Dan pada penambahan 1 molal gula ke dalam 100 mL air penurunan tekanan uapnya tidak sama dengan penurunan tekanan uap ketika 1 molal urea dilarutkan ke dalam 200 mL air.
Semoga tulisan saya ini dapat membantu yang merasa kesulitan atau mengalami miskonsepsi dalam memahami materi penurunan tekanan uap..
Langganan:
Postingan (Atom)